Web Hosting
Web Hosting
Berita

Rektor UNES Paparkan Nilai Kepemimpinan Islami di LDKS MAN 2 Padang

35
×

Rektor UNES Paparkan Nilai Kepemimpinan Islami di LDKS MAN 2 Padang

Sebarkan artikel ini

Padang, PilarbangsaNews

 

 

Rektor Universitas Eka Sakti (UNES) Padang Prof. Dr. Sufyarma Marsidin, M.Pd., yang juga mantan Guru Besar UNP, membagikan wawasan seputar keorganisasian dalam kegiatan Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS) MAN 2 Padang. Kegiatan tersebut berlangsung di Aula Abu Bakar Shiddiq, Jumat (17/10/2025).

 

Dalam pemaparannya, Prof. Sufyarma menekankan pentingnya membangun motivasi, baik yang bersumber dari luar maupun dari dalam diri. Ia menjelaskan bahwa motivasi menjadi pendorong utama seseorang dalam berorganisasi dan berprestasi.

 

“Motivasi eksternal berasal dari orang lain, sementara motivasi internal muncul dari kesadaran diri sendiri. Namun yang paling utama adalah motivasi takwa, yakni niat yang tulus karena Allah dan didasari keikhlasan,” ujarnya.

 

Ia mengajak peserta LDKS menjadikan OSIM sebagai lembaga pendidikan kedua setelah kegiatan intrakurikuler, tempat berlatih kepemimpinan sekaligus membentuk karakter. “Mulailah dari hal kecil, insya Allah siswa MAN 2 Padang bisa menjadi pemimpin hebat untuk Indonesia,” ujarnya.

 

Prof. Sufyarma menilai, seorang pemimpin harus memiliki personal competence berupa kepribadian yang lurus, akhlak baik, serta kemampuan menjalin persahabatan yang dilandasi nilai kebenaran.

 

Selain itu, juga diperlukan social competence atau kemampuan berhubungan baik dengan teman, guru, dan masyarakat, serta managerial competence yang mencakup keterampilan konseptual, manusiawi, dan teknis.

 

Lebih lanjut, ia mencontohkan kepemimpinan Rasulullah SAW yang mengandung empat sifat utama yaitu, siddiq, amanah, fathanah, dan tabligh. Menurutnya, sifat fathanah (cerdas) di era modern menuntut kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, kolaboratif, digital, dan kultural.

 

Dalam konteks komunikasi organisasi, Prof. Sufyarma menjelaskan pentingnya memahami peran komunikator, komunikan, pesan, dan saluran komunikasi. Ia menegaskan, efektivitas komunikasi diukur dari umpan balik positif antara pembicara dan pendengar.

 

“Gangguan komunikasi atau noise bisa datang dari siapa saja, tapi pemimpin yang baik tahu bagaimana menjaga komunikasi tetap jelas dan efektif,” paparnya.

 

Menutup materinya, ia menyebut tiga syarat utama bagi seorang pemimpin, yakni memiliki integrity (akhlak dan karakter kuat), ability (kemampuan), dan expectability (penerimaan dari orang lain). Ia juga menguraikan berbagai gaya kepemimpinan, mulai dari otoriter, demokratis, laisser-faire, hingga transformasional.

 

“Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang mampu membawa perubahan, dan itulah pemimpin yang dibutuhkan masa depan,” tuturnya. (Arul)