Web Hosting
Web Hosting
Berita

Pemko Pekanbaru Apresiasi Pengolahan Sampah Proklim 2023 Kelurahan Agrowisata

76
×

Pemko Pekanbaru Apresiasi Pengolahan Sampah Proklim 2023 Kelurahan Agrowisata

Sebarkan artikel ini

Pekanbaru, PilarbangsaNews 

 

Di tengah persoalan sampah yang terus menjadi pekerjaan rumah pemerintah, masyarakat Kelurahan Agrowisata membuktikan bahwa solusi tidak selalu harus datang dari atas.

 

Melalui Program Kampung Iklim (Proklim) 2023, warga setempat memelopori konsep ekonomi sirkuler, mengubah limbah rumah tangga menjadi sumber daya bernilai tinggi.

 

Ketua Proklim 2023 Kelurahan Agrowisata, Awaldi Hasibuan, menuturkan bahwa kegiatan ini bukan sekadar pengelolaan sampah, melainkan sebuah gerakan pemberdayaan masyarakat.

 

“Kami ingin pemerintah melihat langsung apa yang masyarakat lakukan. Dari sampah plastik hingga organik, semua kami manfaatkan. Plastik diolah menjadi bahan bakar untuk kebutuhan alat dan mesin pertanian (alsintan), sementara sampah organik diubah menjadi pupuk yang digunakan oleh petani binaan,” jelas Awaldi.

 

Menurut Awaldi, konsep sirkuler yang dijalankan bertujuan membantu mengurangi beban pemerintah dalam penanganan sampah. Meski mengakui gerakan ini belum mampu menyelesaikan seluruh persoalan kota, ia yakin jika diterapkan di seluruh 15 kecamatan, hingga 80 persen sampah dapat terurai dan terolah dengan baik.

 

“Selama ini, pola yang ada hanya memindahkan sampah dari TPS ke TPA tanpa proses pengolahan berarti. Padahal, jika setiap kecamatan memiliki fasilitas pengolahan, masyarakat akan lebih sadar dan paham terhadap pentingnya pengelolaan sampah,” tutupnya.

 

Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Kota Pekanbaru, Zulhelmi Arifin, mengapresiasi langkah inovatif kelompok masyarakat yang berhasil mengubah sampah menjadi sumber energi dan pupuk, sekaligus mendorong terciptanya ekonomi sirkular yang berkelanjutan.

 

Dalam kunjungannya, Zulhelmi menyaksikan langsung proses pengelolaan sampah di lokasi yang dikelola oleh kelompok pimpinan Awaldi Hasibuan dan Rizki. Sampah organik diolah menjadi pupuk padat maupun cair, sementara sampah plastik diubah menjadi energi setara solar yang telah teruji melalui standar ramah lingkungan (green test).

 

“Inilah yang saya sebut ‘sampah jadi berkah’. Tidak hanya mereduksi limbah, tapi juga memberikan nilai ekonomi. Pupuk yang dihasilkan digunakan untuk menyuburkan tanaman, menghasilkan buah, dan kembali memberi manfaat bagi masyarakat,” ujar Zulhelmi yang akrab disapa Ami.

 

Ia menegaskan, konsep ekonomi sirkular ini mampu menciptakan siklus yang menguntungkan semua pihak mulai dari petani, pedagang, hingga konsumen. Dengan memangkas rantai distribusi, harga jual hasil pertanian dapat lebih tinggi bagi petani, sementara konsumen mendapat harga yang lebih terjangkau.

 

“Kalau rantai pasok terlalu panjang, harga selalu naik di setiap titik. Dengan memutus rantai yang tidak perlu, semua pihak diuntungkan. Petani dapat harga baik, pedagang modalnya ringan, dan pembeli juga senang,” tutupnya.

 

Dengan model ekonomi sirkuler ini, Kelurahan Agrowisata tidak hanya memberi contoh pengelolaan sampah berkelanjutan, tetapi juga membangun kesadaran kolektif bahwa tanggung jawab mengolah sampah ada di tangan semua pihak yang memproduksinya. (Mirza)