Padang, PilarbangsaNews
Di sudut rumah sederhana di Jl. Parak Jambu, Gg. Jambu XV No.2, Tunggul Hitam, tangan-tangan terampil Ade Yuliani Elza bergerak lincah merangkai kain flanel, manik-manik, dan sisa spanduk bekas.
Dari ruangan mungil itu, lahir berbagai karya unik yang membawa nama Hazel Handmade, sebuah usaha rumahan yang kini menjadi inspirasi banyak pelaku UMKM di Kota Padang.
Berdiri sejak 2018, Hazel Handmade bermula dari kecintaan Ade terhadap dunia kerajinan tangan. Produk pertama yang ia buat hanyalah gantungan awan flanel berisi dakron.
Namun berkat ketekunan dan kreativitasnya, kini Hazel Handmade menghasilkan beragam produk bernilai seni dan ekonomi tinggi, seperti gantungan karakter flanel, bunga hias, tunjuk mengaji, celengan rumah, hingga tempat pensil dari bahan daur ulang.
“Saya memulai semuanya dari rumah, dengan alat seadanya. Tapi saya percaya, kalau dikerjakan dengan hati dan konsisten, hasilnya pasti akan mengikuti,” tutur Ade sambil tersenyum hangat saat ditemui Rabu (15/10/2025).
Salah satu karya Hazel Handmade
Keunikan Hazel Handmade terletak pada bahan utamanya. Banyak produknya berasal dari barang daur ulang seperti gulungan spanduk bekas, karpet plastik, kardus, dan kaleng rokok. Di tangan Ade, semua itu diubah menjadi karya fungsional dan estetis seperti celengan rumah mungil, tempat pensil, hingga gantungan karakter lucu.
Dalam sepekan, Hazel Handmade mampu memproduksi celengan tabung 3 lusin, celengan rumah 5 buah, gantungan handphone 5 lusin, tunjuk ngaji 3 lusin, gantungan foto 5 buah, tempat pensil 3 lusin, dan tempat jarum pentul 2 lusin.
Produk-produk Hazel Handmade kini bisa ditemui di Swalayan Budiman, toko alat tulis depan SD 09 Air Pacah, serta di beberapa sekolah TK seperti TK Telkom, TK Fadila Amal 3, dan TK Al-Qilbi. Bahkan, hasil karyanya telah menembus pasar mancanegara seperti Singapura, Australia, dan Malaysia.
“Setiap kali ada pesanan dari luar negeri, rasanya seperti mimpi. Siapa sangka, karya dari rumah kecil di Padang bisa dikenal sampai ke negara lain. Alhamdulillah, pelanggan bisa menghubungi langsung lewat WhatsApp di 0821 3855 5368, atau lewat akun media sosial saya di Instagram dan Facebook: @hazel_handmade, juga di Shopee: shopee.co.id/arjunaharraz,” ucapnya bangga.
Perkembangan Hazel Handmade tidak lepas dari dukungan Pemerintah Kota Padang melalui Dinas Koperasi dan UKM, yang membina usaha ini dalam kerangka Program Unggulan (Progul) UMKM Naik Kelas.
Lewat program tersebut, Ade mendapatkan berbagai pelatihan dan pendampingan mulai dari pengelolaan keuangan, pemasaran digital, hingga promosi produk di berbagai pameran lokal.
“Saya sangat bersyukur bisa dibina oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Padang. Lewat program UMKM Naik Kelas, saya belajar banyak hal baru mulai dari cara memasarkan produk hingga membuat toko online. Sekarang penjualan saya meningkat dan pelanggan semakin banyak,” ungkap Ade.
Selain berproduksi, Hazel Handmade kini juga menjadi ruang belajar bagi anak-anak sekolah yang ingin membuat kerajinan tangan. Ade membuka pintu bagi siswa TK dan SD untuk datang langsung ke tempat produksinya. Semua bahan dan alat disediakan, sementara ia membimbing mereka membuat prakarya dengan cara menyenangkan.
“Saya ingin anak-anak tahu bahwa kreativitas itu bisa datang dari mana saja, bahkan dari barang bekas. Dari situ mereka belajar menghargai proses dan mencintai lingkungan,” ujarnya lembut.
Dengan harga produk yang terjangkau mulai dari Rp5.000 hingga Rp200.000, Hazel Handmade tidak hanya membantu perekonomian keluarga, tapi juga menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat sekitar.
Kini, Hazel Handmade telah menjadi contoh nyata UMKM kreatif Kota Padang yang sukses naik kelas. Dari rumah sederhana, karya Ade Yuliani Elza berhasil melampaui batas lokal, membuktikan bahwa semangat, kreativitas, dan dukungan pemerintah bisa melahirkan kisah luar biasa.
“Harapan saya sederhana. Semoga semakin banyak pelaku UMKM di Padang yang berani bermimpi besar. Kalau kita mau belajar dan berinovasi, tak ada yang mustahil,” tutup Ade dengan senyum penuh keyakinan. (Gilang)