Web Hosting
Web Hosting
Berita

Cara Gen-Z Mengatasi Bahaya Algortima Media dalam Menciptakan HOAX

77
×

Cara Gen-Z Mengatasi Bahaya Algortima Media dalam Menciptakan HOAX

Sebarkan artikel ini

Oleh : Annisa Salsabila (Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Andalas)

 

New media atau media baru merupakan gambaran teknologi masa kini. Media baru tidak terlepas dari internet, dan teknologi penunjang lainnya, yang mana internet merupakan suatu hal yang dapat menghubungkan kita dengan seluruh dunia dan dapat menciptakan demokrasi. Tapi nyatanya hal tersebut tidaklah semuanya benar. Karena ada sebuah perubahan dalam bagaimana cara informasi mengalir online, dan itu tidak terlihat. Hal tersebut dinamakan algoritma (Filter Buble), dimana informasi yang didapat oleh satu orang akan berbeda dengan informasi yang didapatkan oleh orang lainnya.

 

Apabila dijadikan sebuah gambaran maka informasi yang didapatkan satu orang akan berbeda dengan 190 juta orang lainnya, dan hal itulah yang terjadi di laman jejaring media setiap orang saat ini, yang pada akhirnya hanya memiliki satu sudut pandang.

 

Berbicara mengenai algoritma, terdapat sebuah ketimpangan lainnya, seperti penyebaran hoax. Mengapa demikian? Karena kebanyakan orang cenderung percaya pada jenis berita satu arah yang dibesar-besarkan, jika hal tersebut sesuai dengan opini yang berkembang pada saat itu. Dengan kata lain seseorang percaya pada sebuah berita yang belum tentu benar, dikarenakan seseorang tersebut memiliki ketertarikan serta pemikiran yang sama terhadap berita tersebut.

 

Hal ini juga tidak luput dari algoritma, yang mana apabila seseorang terus menerus terpapar dengan informasi yang selalu dicarinya, maka disini dia hanya memiliki satu sudut pandang. Sehingga tidak menutup kemungkinan orang tersebut akan selalu mengikuti atau mempercayai informasi yang terus tersebar dilaman sosialnya tersebut, terlepas dia tau itu salah atau benar.

 

Hoax menjadi salah satu faktor dalam mengendalikan opini masyarakat saat ini, dengan dapat menahan ucapan dan juga terutama di saat dunia yang sudah serba online saat ini, kita juga diharuskan menahan jari untuk menyebarkan sebuah informasi yang tidak diketahui dan belum jelas kebenarannya. Karena dengan menahan satu ketikan dan ucapan kita bisa membantu seseorang untuk membangun pribadi yang lebih lebih kuat.

 

Cara Menghindari Hoax dalam Algoritma Media:

1. Verifikasi Informasi Sebelum Dibagikan.

 

Jangan langsung percaya pada judul berita atau artikel yang sensasional, sebaiknya cari informasi terlebih dahulu mengenai hal tersebut. Untuk membantu mempermudah dalam menganalisa, gunakan applikasi seperti fact-checking atau gunakan AI untuk mencari detail informasi di awal.

 

2. Kurangi Interaksi dengan Konten Meragukan

Saat menyukai, mengomentari, dan membagikan, algoritma akan bisa tetap mempromosikan konten serupa kepada kita. maka abaikan atau laporkan konten hoaks, jangan beri reaksi.

 

3. Gunakan Sumber Resmi yang Sudah Terferivikasi

Ikuti akun-akun resmi seperti pemerintah, media kredibel, dan institusi pendidikan. Saat melihat informasi tersebut selalu bandingkan informasi satu dengan informasi lainnya, jangan hanya bergantung pada satu sumber atau akun yang tidak dikenal.

 

4. Waspadai Judul Provokatif atau Viral

Karena hoaks sering menggunakan jenis judul yang dilebih-lebihkan, seperti mengandung clickbait, memicu emosi (marah, takut, sedih). dan biasakan membaca berita secara menyeluruh tidak hanya dari judulnya saja.

 

5. Tingkatkan Literasi Digital

Pelajari cara kerja algoritma media agar kita dapat tahu kenapa konten tertentu muncul diberanda kita, dengan cara perbanyak membaca buku atau jurnal-jurnal terkait dan terpercaya.

 

6. Gunakan Penjelajahan Privat

Hal ini akan mencegah algoritma dalam mengumpulkan riwayat pencarian dan membuat “filter buble” yang menyempitkan sudut pandang.

 

7. Laporkan Hoaks ke Platform

Gunakan fitur laporkan pada media sosial, karena semakin banyak yang melaporkan berita hoaxs tersebut maka akan semakin cepat algoritma dan moderator bertindak.

 

Maka dari itu, sebagai pengguna media sosial ada baiknya kita tidak hanya terfokus pada satu sudut pandang saja, dianjurkan bagi tiap-tiap orang memiliki literasi dalam bermedia, karena kita sudah mengetahui bahwasannya sebuah website atau applikasi akan menfilter apa saja yang selalu kita lihat, kunjungi, komentar dan pada akhirnya media tersebut menyesuaikannya.

 

Kesimpulannya, jadilah pengguna media yang baik dengan tidak hanya melihat informasi dengan satu sudut pandang “mata kuda”, sehingga kita tidak memberi makan algoritma dengan konten negatif. (*)